Thursday, December 1, 2011

Sapaan Kepada Takdir

Hey, ini kesekiankalinya aku berbicara padamu baik secara lisan maupun tulisan. Mungkin kamu bosan untuk mendengarnya, tapi aku tidak akan lelah untuk menyuarakannya. Inilah yang ku rasakan.

Takdir, aku sudah menuliskan surat untuk Tuhan tentang kelelahanku. Aku juga tidak marah padaNya karena tidak memperhatikan & menjawab doa-doaku, karena aku sadar banyak aku-aku lainnya yang membutuhkan jawaban. Aku hanya terkejut dengan keadaan yang bertubi-tubi menimpa diriku.

Kali ini aku ingin bertanya lagi, kenapa kamu selalu datang di saat aku sedang berusaha menjalankan keadaan dengan caraku sendiri? Satu belum selesai tapi kamu sudah datang lagi. Ini perintah Tuhan atau memang kamu sedang mencari perhatianku?!

Kamu tampaknya senang bermain-main dengan perasaanku, menari-nari di atas kelelahanku. Aku sudah cukup sabar untuk menahan emosiku & tetap fokus menjalani keadaan, tapi aku bukan Nabi yang bisa bertahan & sabar.

Pergilah, jangan kembali sampai aku benar-benar pulih. Cukup kamu buat aku habiskan waktu untuk bertahan pada hadiahmu yang membuat aku ingin menghentikan waktu untuk menyusun rencana membalasmu atau lari dari keadaan.

Ku mohon pergilah, jangan sampai aku semakin membencimu.

Dari orang yang membencimu
-mE

No comments:

Post a Comment