Sunday, December 25, 2011

Dear 2011 "Evaluasi Akhir Tahun"

Malam terasa berpacu dengan waktu, seakan-akan hari esok tak akan datang. Semakin terasa terlalu cepat sehingga tidak terasa tahun ini akan berakhir. Kembali aku buka benda berbentuk kotak di hadapanku, berisi ratusan lembar kertas yang tiap lembarnya telah tertulis beberapa harapan atas sebuah pencapaian. Aaaah, sedikit kesal & geram dalam hati. Lagi-lagi aku menyadari banyaknya waktu yang terlewat, mungkin waktu marah padaku karena telah disia-siakan, atau memang takdir sedang tersenyum melihat diriku yang memang belum siap untuk itu.

Menghitung mundur? Rasanya tidak perlu, maju atau mundur tetap tidak bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu. Dia pantas pergi karena telah disia-siakan, dan aku pantas menyesali karena kebodohanku.

Lembaran-lembaran kertas seperti mentertawai kegagalanku, riang karena hanya hitungan jari yang tergapai. Yah setidaknya ada yang bisa kuraih *sigh.

Thursday, December 1, 2011

Bisikan hati

Tahun ini Tuhan sedang melukis takdirku dengan cepatnya, secepat kilat hingga tak kusadari. Berada dalam keadaan yang sulit digambarkan, tapi cukup dinikmati. Bagai aliran air, begitu pula nyata ini. "Senangkah atau sedihkah?", tanyaku dalam hati sesaat.

Harapku tidak banyak. Aku hanya butuh sedikit lagi kebahagiaan, secara pribadi tentunya. Tempat dimana aku bisa menjadi diriku seutuhnya, dengan mereka dan aku yang apa adanya, tanpa kepalsuan & keikhlasan penuh.

Jika bisa & Tuhan kehendaki, ingin aku lukiskan mimpiku di atas kanvas kehidupan (lagi). Kembali tanpa ada noda sedikitpun

Midnight Conversation

Malam telah larut, semua anggota tubuh melakukan pembicaraan disaat si pemilik tubuh tidur terlelap.

Jantung:
"Haduh cape yah seharian ini aku kayak olahraga, harus lari-lari seperti kaki. Dari sih mata melek sampai mau tidur harus berlari."

Kaki:
"Hahahah, selamat merasakan seperti gw. Cape yah?! Kasiaaaan...hahahaha."

Bibir:
"Salah kaliii, detak loe tuh yah nek ngalah2in lagu dugem ciiin. Mending enak beatnya buat joged2, ini gak jelas detaknya kayak apaan tau. Sehat gak sih loe?"

Jantung:
"Maaf yah, ini bukan salahku. Tuh sih otak yang punya kerjaan. Otaaak otaaaak, bisa gak kamu atur sedikit dirimu untuk bisa mengalihkan pikiran? Aku cape loh harus olahraga seharian penuh."

Otak:
"Hmmm, kenapa jadi menyalahkan saya yah? Saya juga tiba2 kepikiran karena kamu tiba2 berdetak kencang, kalau kamu normal2 saja saya tidak akan kepikiran apapun seharian ini."

Bibir:
"Jiaaah, cape deeeeeh. Kalian cuci tangan yah, ngaku aja kaliiiii ciiiin. Toh yang punya badan dah mulai terbiasa deh ciin."

Tangan:
"Heh, kalian tuh kenapa yah saling tuduh2an? Tau gak sih ini kerjaan siapa? Ini kerjaan pihak lain yang gak bisa keliatan kayak kita, tapi kekuatannya lebih kuat dari kita semua."

Bibir:
"Saps tuh nek?"

Kuping:
"Setan kaliii gak keliatan. Hahahahaha."

Tangan:
"Dodol deh semuanya. Dia itu namanya firasat, hal yang gak bisa diliat tapi kehadirannya bisa sangat dirasakan, berdampak besar & buat semua keadaan tidak seperti yang diinginkan."

Hidung:
"Tampaknya gw mencium bau2 keresahan."

Kaki:
"Iyah, setiap keresahan datang gw pasti jalan2 terus...hahahahaha...aseeek *joged2*"

Otak:
"Hmmm, pantas saja saya dan jantung harus kerja keras menahan mood agar tidak menjadi berantakan. Nyatanya susah dan tetap jadi berantakan. Huuuft."

Jantung:
"Terus, gimana dong? Aku cape banget nih begini terus?!"

Tangan:
"Sebenarnya sih susah juga gw kasih sarannya. Soalnya gak bisa ketebak. Mau si mata ditutup, si kuping ditutup tetep aja gak bisa pura2 gak tau. Soalnya dia punya pengaruh besar."

Otak:
"Saya sudah mengalihkan diri saya untuk memikirkan hal lain, dan mengajak anggota tubuh yang lain untuk menyibukan dirinya. Tapi memang sulit."

Bibir:
"Umm, eyke tau neeek. Gimana kalau gw banyak2 nyebut dan baca salawat Nabi, kali ajak rada mendingan."

Hidung:
"iyaaah, bener sih. Tapi kalo mood2an sama aja boong."

Kuping:
"Kayaknya perlu refreshing lebih banyak lagi & menyendiri, kalian liat deh neh orang dah sering refreshing sama temen2nya ketawa2 tapi pas pulang sih jantung kerja rodi lagi."

Mata:
"Eeeeh jangan lupa yah, gw juga semakin gak bener neh jadwal istirahatnya. Dah insom, diperparah lagi sama pikiran2 yang gak penting."

Otak:
"Sama, kayaknya saya, jantung dan mata jadi cape sendiri. Masa' harus melarikan diri sih dari masalah. Itu bukan saya banget. Tapi saya gak tega liat jantung tiap hari lari seperti dikejar maling dan mata harus nangis serta susah tidur karena firasat yang buat saya terus berfikir."

Jatung:
"Teruuuuus, solusinya apa?"

Bibir:
"Hmmmm eyke tau neeeek!! Cari pelipur lara kali yah coong. Kali aja doi bisa jadi obat untuk mengalihkan pikirannya. Lagian penting amat kayaknya qta semua mesti kerja rodi gara2 firasat yang gak penting untuk diurusin lagi. Better u die lah!!!"

Jantung:
"Setujuuuu!!!!"

Otak:
"Usulan yang bagus."

Mata:
"Saatnya hunting \(^O^)/ *triing triing*"

Hidung & Kuping:
"Hadoooooh..."

Kaki:
"Kalo hunting berarti gw jalan2 lagi dong..hahahahaha...aciiik aciik \(^O^)/"

Tangan:
"Yah bolehlah usulan loe biir, banyak2 senyum yang manis deh loe. Hahahaha!! Eh mata, jangan salah liat loe kali ini, coba dicuci dulu tuh mata. Hihihihihihii."

Bibir:
"Siaaaap ciiin."

Mata:
"Tenang, kali ini harus produk bagus!! Biar gak salah minum obat pelipur laranya. Hahaha."

Sapaan Kepada Takdir

Hey, ini kesekiankalinya aku berbicara padamu baik secara lisan maupun tulisan. Mungkin kamu bosan untuk mendengarnya, tapi aku tidak akan lelah untuk menyuarakannya. Inilah yang ku rasakan.

Takdir, aku sudah menuliskan surat untuk Tuhan tentang kelelahanku. Aku juga tidak marah padaNya karena tidak memperhatikan & menjawab doa-doaku, karena aku sadar banyak aku-aku lainnya yang membutuhkan jawaban. Aku hanya terkejut dengan keadaan yang bertubi-tubi menimpa diriku.

Kali ini aku ingin bertanya lagi, kenapa kamu selalu datang di saat aku sedang berusaha menjalankan keadaan dengan caraku sendiri? Satu belum selesai tapi kamu sudah datang lagi. Ini perintah Tuhan atau memang kamu sedang mencari perhatianku?!

Kamu tampaknya senang bermain-main dengan perasaanku, menari-nari di atas kelelahanku. Aku sudah cukup sabar untuk menahan emosiku & tetap fokus menjalani keadaan, tapi aku bukan Nabi yang bisa bertahan & sabar.

Pergilah, jangan kembali sampai aku benar-benar pulih. Cukup kamu buat aku habiskan waktu untuk bertahan pada hadiahmu yang membuat aku ingin menghentikan waktu untuk menyusun rencana membalasmu atau lari dari keadaan.

Ku mohon pergilah, jangan sampai aku semakin membencimu.

Dari orang yang membencimu
-mE

Surat Untuk Tuhan

Dear, God

Tuhan, sampai detik ini aku masih bersyukur padaMu atas semua yang telah Engkau berikan padaku. Aku masih berharap Engkau berikan banyak teguran padaku sehingga aku bisa sadar & bangkit dari segala keterpurukan.

Tuhan, aku terus berkaca pada setiap keadaan yang datang silih berganti namun bertubi-tubi. Aku berfikir apakah aku bisa dan terus mampu menjalani setiap keadaan yang diberikan padaku.

Tuhan, tahukah Engkau bahwa aku hampir lelah & kehabisan tenaga saat aku menjalani semua ini. Berharap bisa hentikan waktu sejenak untuk menyusun rencana, atau mungkin lari dari keadaan.

Tuhan, jika memang aku harus dalam keadaan seperti ini aku mohon tunjukan jalan yang tepat bukan keadaan nanti yang akan menjawabnya. Aku bukan Nabi yang bisa bertahan dalam segala keadaan, aku hanya manusia biasa yang bisa lelah & menyerah.

Tuhan, mungkin saat ini bukan diriku yang mendapatkan perhatianMu. Aku tahu banyak yang seperti aku membutuhkan jawabanMu. Tapi aku mohon jika memang bukan aku yang Engkau berikan jalan, tolong hapus semua hal-hal yang tidak perlu aku ingat & ketahui. Ini akan jauh lebih membantuku dari pada aku harus bertahan pada keadaan yang sulit & aku lelah untuk bertahan.

Maaf jika aku harus menulis surat padaMu, bukan maksudku untuk mengenyampingkan kewajibanku padaMu lewat ibadah & doa. Semoga Engkau bisa menganggap ini bagian dari doaku. Engkau Maha Tahu tentang apa yang ku inginkan. Semoga Engaku bersamaku saat ku menulis surat ini untukMu.

Amien


Love
-mE

Tuesday, January 11, 2011

Ups!!!

"Puaskah kamu membaca hari ini?"

Jika ada yang menanyakan itu padaku, pasti mataku yang akan bertanya.

"Kemanakah pikiran kamu selama ini?!!"

Hmmm, jujur aku benci jika otak mulai bertanya padaku.

Dan...

"Seneng yah buat saya mendadak mesti olahraga?!!!!"

Ok, ini adalah ungakapan si hati yang paling malas aku dengarkan.

Rasa-rasanya semua anggota tubuh ini mulai komentar dengan aktifitasku di sore hari, mereka seperti mengatakan hal-hal yang tidak ingin aku dengarkan. Ummm, seperti "BODOH & TEGA". Yah, dua kata tersebut memang pantas ditujukan kepadaku.

Aku yang terlalu suka menggunakan logika tampaknya kali ini tidak sejalan dengan si otak. Otak akhir-akhir ini tidak setuju dengan cara pandangku, namun terpaksa menyetujui mengingat dia menumpang di badanku. *jujur aku paling suka mengintimidasi dia >̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴͡

Begitu juga dengan si mata dan tangan, mereka juga terpaksa mengikuti keinginanku di sore ini karena si hati mulai teriak-teriak karena ia harus terpaksa olahraga mengingat moodku yang lagi berantakan.

Mata selalu berusaha menutup karena sudah malas membaca semua yang aku lihat sore ini, seperti kata orang mata adalah jendela dunia. Baginya, dirinya adalah sumber ketakutakan karena yang melihat pertama kali adalah dia, dan lebih tepatnya ia tahu bahwa moodku akan lebih berantakan setelah membacanya. *sangat pengertian sekali Ơ̴̴͡.̮Ơ̴̴͡

Begitu pula si tangan, karena si hati berlari dengan cepat iapun tidak sanggup mengontrol dirinya sendiri. Terlalu bergetar dan akhirnya salah menekan sesuatu. Sesekali tangan menyalahi hati karena terlalu cepat berlari dan membuatnya tidak bisa mengendalikan diri.

Hmmm, sebenarnya aku kasihan kepada empat anggota tubuhku itu. Mereka sering terpaksa mengikutin keinginan terdalamku akhir-akhir ini, serta harus saling menyalahkan. Pantas jika anggota tubuhku yang lain seolah-olah ikut menyalahkan diriku meski mereka tidak aku libatkan.

Bagus, akibat tindakanku tadi semua moodku bertambah buruk. Iya, semua karena kesalahanku. Tidak seharusnya kupaksakan diri ini untuk melihat sesuatu yang padahal aku tidak ingin melihatnya. Tidak seharusnya aku mengetahui hal-hal yang sebenarnya membuat keadaan semakin buruk.

Pelajaran dan hikmah yang bisa kupetik hari ini adalah...

Jika kamu sudah mengetahui sebelumnya bahwa rasa penasaranmu akan membuat kesal, maka jangan tahui lebih dalam. Biarkan dan anggap rasa itu hanya perasaan semata. Selain itu, jika kamu sudah menyadari bahwa dirimu sangat BODOH & TEGA. Maka pilihlah: jangan lagi berusaha untuk masuk ke masa lalu orang lain lalu abaikan dan jalani seperti waktu yang terus berputar; atau pergi dan anggap tidak pernah ada orang lain.

Pilihan sulit, tapi keadaan dan waktu tidak pernah diam untuk menunggu aku sampai menentukan pilihan :)

Tuesday, November 9, 2010

Menyapa Mimpi

Menutup mata, gelap, hening,dan damai. Semua terasa nyaman.

Malam, bantu aku. Aku ingin terus bermimpi, bantu aku tertidur. Lelap dan tenang sampai matahari membangunkanku.

Aku cinta malam sebagaimana aku  mencintai hidupku, malam adalah mimpi bagiku, dan malam adalah obat bagiku.

Aku igin terus menyapa mimpi, tersenyum dalam tidur, tertawa di bawah alam sadarku, dan merasakan kesenangan tanpa ada yang lain tahu.

Biar aku sendiri yang merasakan indahnya mimpiku, bila perlu aku tak ingin yang lain merasakannya.

Aku ingin terus menyapa mimpiku yang indah, bermain dan tertawa di bawah alam sadarku.

Bahagia, pastinya. Dunia khayal serta mimpiku terlalu besar untuk enggan tersadar.

Maka, jangan bangunkan aku saat tertidur. Karena mimpiku terlalu indah dan aku akan terus menyapa mimpi hingga siang tiba.

Surat Untuk Kehidupan

Hallo kehidupan...

Aku senang menyambutmu tiap hari, menyapamu, dan berbicara padamu. Kamu bagai nyata di hadapku, teman terbaik karena selalu ada bersamaku.

Bagaimana hari ini? Hari ini adalah bulan baru, di hari Senin yang rata-rata membenci hari ini. Aku tidak seperti itu.

Aku mulai membiasakan diriku untuk terus bersyukur akan kehadiranmu, hari-hari yang datang, karena tanpa kehidupan aku bukan siapa-siapa.

Lalu bagaimana dengan harapan baru? Apa yang direncanakan Tuhan untukku? Aku berharap Tuhan punya rencana baik untukku, dan aku tidak sabar menunggu rencana itu.

Aku punya beberapa harapan baru yang aku harapkan berjalan dengan baik dan Tuhan mendukung harapanku, semoga rencana Tuhan sama dengan harapanku.

Kali ini, aku tidak mau terlalu berupaya lebih atas pengharapanku. Aku takut akan keterpurukan yang berlebihan.

Aku yakin jika aku berusaha pasti ada hasil dan jalan, jadi tidak perlu berusaha terlalu keras dan berlebihan. Hanya berusaha semampuku.

Tolong sampaikan pada Tuhan bahwa aku menerima segala apa yang Ia rencanakan untukku, dan katakan bahwa aku tidak akan mengeluh. Semua kuterima dengan ikhlas dan lapang dada. Bagiku itu kunci utama agar aku tidak menyesal dan sedih.

Teruslah hadir, agar aku bisa terus mensyukuri adanya dirimu dan anugerah Tuhan.

Love

-mE