Tuesday, November 9, 2010

Menyapa Mimpi

Menutup mata, gelap, hening,dan damai. Semua terasa nyaman.

Malam, bantu aku. Aku ingin terus bermimpi, bantu aku tertidur. Lelap dan tenang sampai matahari membangunkanku.

Aku cinta malam sebagaimana aku  mencintai hidupku, malam adalah mimpi bagiku, dan malam adalah obat bagiku.

Aku igin terus menyapa mimpi, tersenyum dalam tidur, tertawa di bawah alam sadarku, dan merasakan kesenangan tanpa ada yang lain tahu.

Biar aku sendiri yang merasakan indahnya mimpiku, bila perlu aku tak ingin yang lain merasakannya.

Aku ingin terus menyapa mimpiku yang indah, bermain dan tertawa di bawah alam sadarku.

Bahagia, pastinya. Dunia khayal serta mimpiku terlalu besar untuk enggan tersadar.

Maka, jangan bangunkan aku saat tertidur. Karena mimpiku terlalu indah dan aku akan terus menyapa mimpi hingga siang tiba.

Surat Untuk Kehidupan

Hallo kehidupan...

Aku senang menyambutmu tiap hari, menyapamu, dan berbicara padamu. Kamu bagai nyata di hadapku, teman terbaik karena selalu ada bersamaku.

Bagaimana hari ini? Hari ini adalah bulan baru, di hari Senin yang rata-rata membenci hari ini. Aku tidak seperti itu.

Aku mulai membiasakan diriku untuk terus bersyukur akan kehadiranmu, hari-hari yang datang, karena tanpa kehidupan aku bukan siapa-siapa.

Lalu bagaimana dengan harapan baru? Apa yang direncanakan Tuhan untukku? Aku berharap Tuhan punya rencana baik untukku, dan aku tidak sabar menunggu rencana itu.

Aku punya beberapa harapan baru yang aku harapkan berjalan dengan baik dan Tuhan mendukung harapanku, semoga rencana Tuhan sama dengan harapanku.

Kali ini, aku tidak mau terlalu berupaya lebih atas pengharapanku. Aku takut akan keterpurukan yang berlebihan.

Aku yakin jika aku berusaha pasti ada hasil dan jalan, jadi tidak perlu berusaha terlalu keras dan berlebihan. Hanya berusaha semampuku.

Tolong sampaikan pada Tuhan bahwa aku menerima segala apa yang Ia rencanakan untukku, dan katakan bahwa aku tidak akan mengeluh. Semua kuterima dengan ikhlas dan lapang dada. Bagiku itu kunci utama agar aku tidak menyesal dan sedih.

Teruslah hadir, agar aku bisa terus mensyukuri adanya dirimu dan anugerah Tuhan.

Love

-mE

Bermain-main dengan takdir

Keinginan, tujuan, dan harapan selalu ada dalam setiap diri manusia. Itulah kelemahan yang tak bisa dipungkiri.

Manusia selalu punya hasrat lebih untuk mewujudkan apa yang mereka mau.

Berlomba-lomba untuk menjadikannya nyata agar kepuasan dapat dirasakan.

Lagi-lagi, kelemahan manusia paling besar yang menjadi tontonan terbaik bagi para setan.

Tidak menyadari bahwa kita bermain-main dengan takdir.

Meski Tuhan mengatakan bahwa hanya manusia itu sendiri yang dapat merubah takdirnya, namum bagiku Tuhan sudah merencanakan jauh sebelum kita merencanakannya.

Terlepas hari ini menyadari bahwa telah bermain dengan takdir, jujur bukan ini yang diinginkan.

Pilihan dari pencapaian keinginan adalah bukan hal yang mudah, kegiatan yang membuat harus menomorsekiankan perasaan. Hmmmm.

Mari kita lihat ke belakang. Saat kita sibuk dengan kerja keras, usaha yang berlebihan untuk pencapaian, kita seakan lupa bahwa masih ada Tuhan yang dengan mudahkan mematahkan usaha kita.

Saat memang benar dipatahkan, lantas siapa yang harus disalahkan? Diri sendiri, orang lain, atau orang-orang yang dutuduh terlibat?

Bukan siapapun! Keadaan jelas tidak berpihak bagi siapa saja yang gagal akan mewujudkan keinginan mereka.

Terkadang kita tidak sadar bahwa siapapun bisa gagal, dan kita harus menerima keadaan tanpa harus mempersalahkan siapapun.

Ikhlas & koreksi diri adalah kunci, bukan amarah & dendam atau patah semangat.

Banyak jalan lain, harapan-harapan baru yang tidak disadari.

Karena, semua manusia punya takdir & jalannya masing-masing. Jangan memaksakan.

Saya

Diam! Lebih baik lakukan itu atau silahkan pergi jika ingin tetap berbicara. Saat ini yang dibutuhkan hanya ketenangan dan kenyamanan untuk berbuat dan menetukan pilihan. Otak ini sudah punya porsinya masing-masing, maka jangan menambahkan, setidaknya kurangi.

Tidak butuh disudutkan, dituntut, dan dibengkam dalam lingkaran yang lagi-lagi saya kenal. Itu benar-benar kamus lama yang tidak perlu untuk dipergunakan lagi. Sebelumnya, terima kasih atas segala apa yang telah saya terima selama ini.

Nampaknya baik, tapi belum tentu baik untuk diri saya. Saya adalah saya yang tidak bisa menjadi siapapun, saya adalah saya akan terus menjadi saya.

Lingkungan saya adalah milik saya dan bisa menjadi milik bersama jika bisa memahami, lingkungan saya bukan lingkungan buruk yang bisa menjerumuskan saya. Sadarkah bahwa lingkungan saya lebih memberikan dampak baik? Saya punya rasa terima kasih yang besar kepada lingkungan saya karena sejak dulu selalu bersama saya baik senang dan susah. Itu tidak bisa dibayar dengan apapun!

Saya tidak pernah mengganggu lingkungan siapapun, sangat saya hargai dan hormati. Saya juga tidak pernah melarang siapapun untuk menjauh dari lingkungannya, itu sangat tidak baik. Maka, hormati saya dan lingkungan saya!

Saya punya kegiatan yang membuat otak di kepala ini telah penuh porsinya, maka jangan ditambahkan! Sekali lagi, hargai setiap kegiatan saya dan lingkungan saya. Saya punya prinsip sendiri dan saya sangat menghormati prinsip siapapun.

Tolong, mengertilah!!!!

Rasa baru kenikmatan

Hidup sangat menyenangkan apabila keindahan & keinginan terwujud secara mutlak.

Hidup sangat memuakkan saat kesengsaraan & kegagalan terjadi meski dalam sekejap.

Hidup juga sangat memilukan saat pengkhianatan & penodaan terhadap keakraban dilakukan bagai membalikan telapak tangan.

Apa yang disenangi tidak selamanya kesenangan secara utuh.

Hal yang memuakkan tidak selamanya dapat membuat kita sampai ingin memuntahkannya.

Rasa yang memilukan belum tentu sepilu yang sesungguhnya.

Semua bisa menjadi teori terbalik.

Kesenangan bisa menjadi semu saat pilu dalam hati terus menggerogoti, mengoyak tanpa disadari. Tepatnya kepalsuan akan kebahagiaan.

Sama seperti memuakkan dan memilukan. Keduanya bisa jadi sangat menyenangkan saat kedua rasa itu terlalu sering dirasakan, tepatnya lebih menikmati keadaan tersebut.

Bagaimana mungkin? Mungkin saja. Saat kedua rasa itu terlalu sering hinggap di dalam diri, amarah & kebencian menjadi juaranya.

Inilah yang dikatakan kenikmatan yang berbeda. Menikmati amarah & kebencian yang berangsur-angsur menjadi suatu kebiasaan.

Buruk? Tergantung. Tergantung bagaimana mereka yang merasakannya. Karena saat amarah & kebencian adalah kunci kesenangan, maka tidak ada laghi kebaikan yang tersisa.

Dendam? Bisa jadi..

Bahaya? Belum tentu..

Potongan Kue

Beberapa hari ini aku terlalu banyak memakan potongan kue, kira-kira 3 - 4 potong kue perharinya. Potongan kue yang pertama adalah kue kegemaranku, hampir setiap hari aku memakannya. Hingga saat ini, hanya kue ini yang membuatku tetap menyukainya. Tidak hanya manis, ada sedikit asin, lezat, namun ada asam di atasnya...yah buah2an di atasnya yang membuat kue ini menjadi kaya rasa. Aku sungguh menikmatinya walau hanya sepotong kue saja.

Seperti yang kukatakan, aku mendapatkan 3 potong kue lainnya. Potongan kue ke 2 & 3 terlalu biasa, kurang citarasa. Potongan kue ke 2 lama-lama menjadi terlalu pahit, black chocolate yang disajikan tidak seperti apa yang kuharapkan. Jadi kue ini hanya bertahan beberapa hari dan hanya diicip2 saja lalu kutinggalkan. 

Potongan kue ke 3 kebalikan dari kue ke 2, dari awal aku memakannya hingga aku eneg dikarenakan citarasanya yang terlalu manis hingga membuat kepala ini pusing serta merasa mual.

Berbeda dengan potongan kue ke 4, aku saja sulit mengatakan kue apa ini & siapa yang menemukan resep ini. Hari pertama menyicipi kue ini tidak membuatku tertarik untuk memakannya, tidak seperti potongan kue ke 2 & 3 yang masih menarik perhatianku untuk dimakan kedua kalinya. Namun saat potongan kue ke 4 kembali disajikan, aku penasaran kenapa kue yang satu ini tiba2 tampil sedikit menarik. Setelah aku merasakannya ternyata kemajuan tidak hanya pada tampilan saja, rasa tidak terlalu manis seperti yang kusuka juga ada. Tapi tetap saja masih kurang. Keesokannya potongan kue ke 4 ini membuatku penasaran, kejutan apa yang akan ada di dalamnya. Ternyata sedikit ada rasa asin, hmmm...sudah mulai ada perkembangan. Keesokannya lagi aku juga menemukan rasa sedikit asam dan pahit juga. Ntah kue apa ini, namun kombinasinya membuatku tertarik untuk terus memakannya. Yah pahit, kue pertama tidak ada rasa pahit.

Aku mulai tertarik dengan kue yang satu ini, sang penemu resep ini tahu bahwa keberagaman rasa adalah salah satu kesukaanku. Kurang lebihnya, kue ini hampir sama dengan potongan kue pertama yang tetap menjadi kesayanganku. Potongan kue pertama dan ke 4 jelas tetap memiliki perbedaan, mereka sama2 memberikan sentuhan serta citarasa yang menarik & beragam sehingga rasa keduanya menjadi pelengkap hidangan hari2ku.

Aku sungguh berterima kasih kepada Tuhan karena telah diberikan kesempatan untuk merasakan beberapa potongan kue tersebut. Aku tidak tahu apakah ini berkah atau godaan? Yang pasti, aku sungguh menikmati bahwa beberapa potongan kue dapat memberikan warna hidup.

Keinginan = Yang Tidak Diinginkan

Saat ini tidak ada permintaan lebih yang bisa disampaikan, hanya diam melihat keadaan. Memang benar rupanya, keinginan kita tidak selamanya baik untuk kita. Jujur, baru terbukti saat ini. Keinginanku seperti benda berwujud, namun saat disentuh ternyata hanya bayangan. Mungkin mahluk halus tepatnya.

Semua yang diimpikan bagaikan fata morgana saja, mempesona namun saat mendekat hanya tanah kering tanpa ada manfaat di dalamnya. Bingung, cemas, pusing bercampur menjadi satu. Bodohnya, aku menikmati hal ini. Hmmmmm, luar biasa. Masuk dalam situasi tanpa ada jawaban.

Hal ini, aku senang memberinya julukan Keinginan Yang Tak Diinginkan. Hal inilah yang bisa membuatku sadar bahwa realita adalah raja dari segala impian serta keingingan. Karena saat kita menginginkan sesuatu maka kita harus membuka mata selebar-lebarnya. Lalu, liatlah betapa banyak fata morgana di hadapan kita. :D